Belajar Menggunakan Feeling Ketika Nyetir Mobil
Mobil berbeda
dengan motor. Mobil memiliki bodi yang besar. Supir tidak akan bisa melihat
semua sisi mobil dan karena itulah kemampuan feeling ketika menyetir mobil
banyak dilakukan.
Feeling memang tidak selalu akurat, tapi jusru
feelinglah yang banyak dimainkan saat menyetir mobil.
Feeling
harus selalu diasah dan dilatih. Pengemudi pemula harus sering melatih feeling,
namun ada cara nya nyetir tetap aman ketika feeling belum mantap?
Menggunakan Spion ketika belum
terbiasa dengan feeling
Alat bantu
utama adalah kaca spion. Pastikan kaca spion sesuai standard. Bisa terlihat
dengan jelas. Jangan gunakan kaca film mobil yang terlalu gelap karena akan
menghalangi kaca spion.
Pastikan
posisi spion memungkinkan Anda dapat melihat bagian belakang mobil dengan
mudah, baik spion kiri, kanan, maupun spion lainnya.
Saat Anda
membawa mobil pada jalan raya yang lurus yang disetai garis marka, Anda dapat
melihat posisi mobil baik dari spion kiri maupun dari spion kanan. Jadikan
garis sebagai acuan. Perhatikan apakah Anda terlalu mepet atau terlalu ke
tengah. Jika terlalu ke kiri Anda perlu memutar stir sedikit ke kanan, begitu
juga sebaliknya.
Nah setelah
posisi sudah ideal, perhatikan jalan di depan, cobalah merasakan bagaimana
mobil tersebut berjalan tanpa Anda melihat spion, bagi pemula mulailah beberapa
saat saja, lalu sesekali lihatlah spion, apakah masih tepat atau mulai bergeser
ke kiri atau ke kanan lagi. Lakukan terus menerus, jika Anda sudah bisa dalam
waktu yang terbatas, perpanjang waktunya, jangan melihat spion terlalu cepat,
rasakan mobil Anda berjalan jika Anda merasa kurang ke kanan arahkan ke kanan
jika Anda merasa kurang ke kiri arahkan ke kiri. Pada akhirnya otak Anda akan
terbiasa dengan kondisi ini dan feeling Anda sedikit demi sedikit akan semakin
bagus. Semakin Anda terus berlatih maka pada waktunya nanti Anda akan lebih
nyaman menggunakan feeling ketimbang melihat spion. Karena spion fungsi
utamanya adalah untuk melihat kondisi di sekitar mobil bukan untuk memosisikan
mobil saat berjalan normal kecuali untuk kondisi tertentu seperti jalanan
sangat sempit.
Pada tikungan cara ini tidak bisa digunakan, karena saat menikung apa yang Anda lihat di spion akan berbeda dengan apa yang sedang dilalui oleh mobil. Oleh karena itu sebelum feeling Anda benar-benar bagus, cara terbaik saat menikung adalah dengan jalan perlahan. Dengan berjalan perlahan, seburuk-buruknya feeling Anda saat ini, tikungan masih dapat dilalui dengan mudah, meskipun awalnya Anda sangat bersusah payah melaluinya.
Memosisikan mobil sama persis mobil
lain yang berada beriringan di depan mobil Anda
Untuk
membantu melatih feeling, saat sedang berjalan beriringan dengan mobil lain,
Anda bisa memanfaatkannya. Perhatikan apakah mobil di depan berjalan di posisi
yang tepat. Jika iya, maka berusahalah memosisikan mobil Anda sama persis
dengannya. Anda bisa membayangkan posisi Anda berada di satu garis lurus dengan
pengemudi mobil di depan Anda. Bantulah perkiraan Anda tersebut dengan tetap
melihat ke spion sampai Anda benar-benar mahir melakukannya.
Berpapasan di jalan atau gang sempit
Saat
perpapasan di jalan raya yang disertai marka jalan, Anda tentu dapat dengan
mudah memosisikan jalannya mobil, jika Anda sudah berada di sebelah kiri
kira-kira 1 sampai 2 kali lebar spion dari garis marka tengah dan begitu juga
mobil yang datang dari depan, maka berpapasan sudah aman meskipun mobil berlari
cukup kencang. Lain halnya di jalan kecil atau gang sempit, Anda harus
mengira-ngira apakah mobil Anda dapat lewat dengan mulus saat berpapasan. Pada
kondisi ini kemampuan feeling sangatlah dibutuhkan. Untuk membantu feeling Anda
ada beberapa cara, di antaranya jika lebar mobil Anda dan mobil dari depan sama
(ada baiknya jika Anda lebih paham dengan berbagai macam model mobil beserta
ukurannya terutama lebarnya) maka Anda bisa lihat apakah sisa jalan sama dengan
ukuran mobil di depan Anda, jika sedikit lebih besar maka mobil Anda bisa
lewat. Jika sama atau lebih kecil maka tidak bisa, untuk itu perlu mencari area
jalan yang bahu jalannya bisa dilewati, tapi ingat harus tetap hati-hati karena
jalan-jalan kecil di perkampungan biasanya bahu jalannya ditutupi rumput
sehingga kita tidak tahu apakah bisa dilewati dengan aman atau justru malah
terdapat lobang atau tanahnya miring yang membuat mobil bisa terperosok.
Untuk memastikan perkiraan Anda benar, maka yang paling tepat adalah berjalan dengan perlahan, dengan demikian Anda dapat mengetahui jika ternyata perkiraan Anda kurang tepat dan segera membelokkan mobil atau berhenti sebelum berserempetan dengan mobil dari depan.
Jika jalanan memadai, tidak terlalu lebar tidak juga sempit, Anda cukup memepetkan mobil Anda sedikit di ujung aspal sebelah kiri, hal ini juga akan dilakukan oleh mobil dari depan dan selanjutnya kedua mobil berjalan lurus.
Untuk memastikan perkiraan Anda benar, maka yang paling tepat adalah berjalan dengan perlahan, dengan demikian Anda dapat mengetahui jika ternyata perkiraan Anda kurang tepat dan segera membelokkan mobil atau berhenti sebelum berserempetan dengan mobil dari depan.
Jika jalanan memadai, tidak terlalu lebar tidak juga sempit, Anda cukup memepetkan mobil Anda sedikit di ujung aspal sebelah kiri, hal ini juga akan dilakukan oleh mobil dari depan dan selanjutnya kedua mobil berjalan lurus.
Menyalip kendaraan kecil di depan
Anda
Sudah bisa
dipastikan jika Anda menggunakan mobil maka Anda harus bisa menyalip dengan
baik, berbeda dengan sepeda motor ketika hendak menyalip masih cukup banyak
area yang dilewati karena ukurannya kecil. Mobil menyalip meskipun hanya
menyalip orang yang sedang bersepeda, untuk jalanan standar Indonesia mau gak
mau harus mengambil jalur di sebelah kanan. Jalanan di Indonesia meskipun di
tingkat propinsi masih banyak sekali yang ukurannya hanya sekitar 3 kali mobil
berjejer atau justru lebih kecil, itu berarti jika di bagi 2 hanya tersisa satu
setengah kali lebar mobil. Sepeda atau sepeda motor setidaknya mengambil area
jalan 2/3 dari lebar mobil. Jika Anda menyalip setidaknya Anda mengambil 2/3
juga ke sebelah kanan. Oleh karenea itu jika ingin menyalip pada jalan seperti
ini khususnya bagi pemula sebaiknya tunggu sampai jalur sebelah kanan tidak ada
kendaraan lain terutama mobil, sehingga Anda tidak akan ragu untuk mengambil
lajur kanan untuk menyalip kendaraan kecil di depan Anda. Lebih baik menjaga
jarak agak jauh daripada terlalu ngepas, takutnya kendaraan di depan tiba-tiba
agak berbelok ke kanan, atau seringkali sepeda jalannya tidak lurus (menggak
menggok) sehingga beresiko terserempet.
Hal yang sama juga dilakukan jika Anda menyalip mobil juga, untuk jalanan terbatas seperti ini, maka Anda harus mengambil seluruh lajur sebelah kanan. Agar lebih aman, pastikan lajur kanan sedang sepi dari semua kendaraan termasuk sepeda dan sepeda motor.
Hal yang sama juga dilakukan jika Anda menyalip mobil juga, untuk jalanan terbatas seperti ini, maka Anda harus mengambil seluruh lajur sebelah kanan. Agar lebih aman, pastikan lajur kanan sedang sepi dari semua kendaraan termasuk sepeda dan sepeda motor.
Mengukur jarak kendaraan atau benda
lain di depan mobil
Pada saat
memarkir, berjalan merayap, berhenti di jalanan macet atau lampu merah, dll
Anda perlu tau seberapa sebaiknya jarak moncong mobil Anda dengan benda-benda
tersebut. Memang jika mau aman atur aja jaraknya agak jauh, tapi ini tidaklah
tepat, karena jika Anda memarkir mobil areanya sangat terbatas, jika Anda
berhenti di depan lampu merah dan Anda paling depan Anda harus dekat dengan
garis terdepan, jika Anda berhenti atau berjalan beriringan dengan pelan saat
kemacetan Anda harus cukup dekat jika tidak kendaraan di belakang Anda akan
meng-klakson Anda terus atau para sepeda motor akan mengambil alih area di
depan Anda sampai penuh. Jadi solusi yang paling tepat adalah jarak Anda cukup
dekat tapi tidak mepet (ingat ini saat berjalan pelan atau berhenti, bukan pada
saat mobil sedang melajut misal diatas 30 km per jam).
Untuk melatihnya ada beberapa kiat, pahami mobil Anda apakah moncongnya pendek atau panjang. Cobalah praktek misal di parkiran seolah Anda sedang berada di jalan raya, aturlah setidaknya mobil Anda berjarak 1 meter atau 1,5 meter dari benda di depan. Jarak 1 meter cukup aman untuk parkir, berhenti di lampu merah atau jalanan macet. Jarak ini juga tidak akan diisi oleh kendaraan lain bahkan sepeda motor sekalipun. Jarak ini juga cukup jika Anda tiba-tiba berubah pikiran dan ingin menyalip kendaraan di depan atau ingin berbelok arah. Dengan memutar stir penuh mobil Anda sudah bisa keluar dari antrian ini. Setelah itu rasakan dan ingat atau lakukan beberapa kali sampai Anda terbiasa, dengan demikian setiap kali Anda menemui kondisi seperti ini Anda dapat berhenti dengan jarak yang seperti itu juga tanpa repot-repot lagi mendongakkan kepala melihat ke depan.
sumber:much
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)