Sayangi Hewan Peliharaan dengan Berhentilah Merokok
Asap rokok sama membahayakannya bagi hewan, seperti ini juga berbahaya bagi perokok pasif.
Dokter hewan punya data berapa banyak hewan peliharaan yang berdasarkan hasil laboratorium mengidap penyakit akibat asap rokok. Seperti reaksi alergi, peradangan dan pernafasan hingga kanker paru.
Sekedar mengingatkan, 10 tahun lalu Shirley Worthington melarikan Tigger, anjing ke dokter setelah mulut anjing mulai berdarah. Dokter memberitahunya bahwa hewan peliharaannya menderita kanker, Shirley langsung sadar bahwa itu disebabkan oleh kecanduan beratnya akan rokok. Ia berhenti setelah si anjing akhirnya meninggal.
Asap rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru dan hidung pada kucing, limfoma ganas pada kucing dan alergi serta masalah pernafasan. Demikian menurut penelitian bersama Tufts University School of Veterinary Medicine di Massachusetts, Colorado State University dan sekolah lainnya.
The Legacy Foundation, badan amal kesehatan masyarakat, mendorong perokok untuk berhenti demi hewan peliharaan mereka. American Society untuk pencegahan kekejaman terhadap hewan mendesak pemerintah membuat rumah bagi hewan peliharaan yang berisiko terpapar asap rokok.
Ini bahkan lebih penting untuk menjaga kucing, yang lebih rentan terhadap asap tembakau ketimbang anjing.
Limfoma adalah salah satu penyebab utama kematian kucing. Penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang asap rokok dua kali lipat kemungkinan kucing terkena kanker dan hidup dengan perokok selama lebih dari lima tahun meningkatkan empat kali lipat risiko. Hal ini juga dapat menyebabkan kanker mulut fatal.
Perusahaan pembuat rokok mengakui bahwa rokok berisiko bagi manusia, tapi belum mengambil sikap ini juga bisa membahayakan kucing dan anjing.
"Tapi kami belum mengambil sikap tentang dampak potensial pada hewan peliharaan," kata David Sylvia, juru bicara Altria Group Inc, perusahaan induk dari Philip Morris.
Melansir nydaily, Kamis (10/7/2014), gejala kanker pada hewan termasuk batuk, kesulitan makan atau bernapas, air liur, penurunan berat badan, muntah, nasal discharge, perdarahan dan bersin.
Kanker membunuh lebih banyak anjing dan kucing dibanding penyakit lain, demikian menurut Denver-berbasis Morris Animal Foundation yang telah mendanai penelitian kanker hewan peliharaan sejak tahun 1962. inilah
Dokter hewan punya data berapa banyak hewan peliharaan yang berdasarkan hasil laboratorium mengidap penyakit akibat asap rokok. Seperti reaksi alergi, peradangan dan pernafasan hingga kanker paru.
Sekedar mengingatkan, 10 tahun lalu Shirley Worthington melarikan Tigger, anjing ke dokter setelah mulut anjing mulai berdarah. Dokter memberitahunya bahwa hewan peliharaannya menderita kanker, Shirley langsung sadar bahwa itu disebabkan oleh kecanduan beratnya akan rokok. Ia berhenti setelah si anjing akhirnya meninggal.
Asap rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru dan hidung pada kucing, limfoma ganas pada kucing dan alergi serta masalah pernafasan. Demikian menurut penelitian bersama Tufts University School of Veterinary Medicine di Massachusetts, Colorado State University dan sekolah lainnya.
The Legacy Foundation, badan amal kesehatan masyarakat, mendorong perokok untuk berhenti demi hewan peliharaan mereka. American Society untuk pencegahan kekejaman terhadap hewan mendesak pemerintah membuat rumah bagi hewan peliharaan yang berisiko terpapar asap rokok.
Ini bahkan lebih penting untuk menjaga kucing, yang lebih rentan terhadap asap tembakau ketimbang anjing.
Limfoma adalah salah satu penyebab utama kematian kucing. Penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang asap rokok dua kali lipat kemungkinan kucing terkena kanker dan hidup dengan perokok selama lebih dari lima tahun meningkatkan empat kali lipat risiko. Hal ini juga dapat menyebabkan kanker mulut fatal.
Perusahaan pembuat rokok mengakui bahwa rokok berisiko bagi manusia, tapi belum mengambil sikap ini juga bisa membahayakan kucing dan anjing.
"Tapi kami belum mengambil sikap tentang dampak potensial pada hewan peliharaan," kata David Sylvia, juru bicara Altria Group Inc, perusahaan induk dari Philip Morris.
Melansir nydaily, Kamis (10/7/2014), gejala kanker pada hewan termasuk batuk, kesulitan makan atau bernapas, air liur, penurunan berat badan, muntah, nasal discharge, perdarahan dan bersin.
Kanker membunuh lebih banyak anjing dan kucing dibanding penyakit lain, demikian menurut Denver-berbasis Morris Animal Foundation yang telah mendanai penelitian kanker hewan peliharaan sejak tahun 1962. inilah
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)