Kisah Mahabara 2 (Bagian 1): Pandawa Menuntut Hak Setelah Pengasingan 13 Tahun
Marilah saya mulai saja. Setelah Pandawa terlepas
dari hukuman selama 13 tahun, timbullah niatnya untuk menuntut hak miliknya,
sebagian dari Hastinapura. Oleh karena diadakan perundingan yang dihadiri oleh
Drupada, Baladewa, Krishna, Satyaki dan raja lainnya. Drupadi sebagai
protokolnya. Setelah Drupadi menguraikan maksud dan tujuan dari perundingan
itu, ialah untuk menuntut sebagian dari Hastina sebagai hak milik Pandawa.
Keputusan adalah mengirimkan seorang utusan. Sebelum itu Krishna telah memperingatkan
kemungkinan-kemungkinannya, bahwa Duryodhana tak akan dapat memenuhinya.
Begitu juga Baladewa. Satyaki berpendapat, bila
Duryodhana tidak mau menyerahkan sebagian dari Hastina harus diminta dengan
kekerasan. Dan Satyaki menyanggupi melaksanakannya. Tinggal menentukan yang
akan disuruh. Seorang Puruhita, Brahmana kraton yang diutus. Tetapi hasilnya
nihil. Mendengar utusan itu tak membawa hasil yang diharapkan, para raja
menentukan sikap untuk memihak yang disetujuinya. Ada memihak Korawa dan ada
Pandawa. Mendengar hasil dari pada utusan itu, kedua belah pihak pergi ke
Dwaraka menemui Bhatara Krishna untuk mohon bantuan. Duryodhana
datang lebih dahulu, dan langsung duduk sebelah kiri kepala Bhatara Krishna
yang kebetulan sedang tidur.
Arjuna demi melihat Duryodhana ada di sana, juga
dengan maksud yang sama duduk di bawah kaki Bathara Krishna. Bathara Krishna
bangun. Demi melihat Arjuna, dan beliau menegurnya lebih dahulu. Dan setelah
melihat ke kiri dan ke kanan terlihatlah Duryodhana. Duryodhana memprotes,
karena dialah yang datang terlebih dahulu. Beliau menerangkan bahwa Arjuna yang
lebih dahulu beliau lihat. Namun ke semuanya akan beliau bantu. Duryodhana
disuruh memilih antara 10.000 prajurit lengkap dengan senjata, dengan beliau
sendiri tapi tak ikut berperang. Pilihan Duryodhana adalah tentara. Mendengar
pilihan Duryodhana itu Arjuna sangat gembira. Arjuna mendapatkan Krishna, yang
menerimanya dengan suka citanya. Dan keduanya pamitan.
Sekarang saya lanjutkan dengan tipu muslihat yang
dijalankan Duryodhana untuk mencari bala bantuan. Yang pertama adalah Salya
yang menjadi korbannya, dengan memberikan santapan yang enak-enak, dan setelah
itu dibarengi dengan kata-kata bujukan. Salya akhirnya memihak Korawa. Tetapi
Salya walaupun menyesali dirinya, namun dia meneruskan juga ke Wirata dan
menceritakan pada Pandawa, dengan janji akan menolongnya dengan secara rahasia.
Yudhistira memutuskan Salya, dengan nanti waktu mengusiri kereta perang Karna,
tidak dengan semestinya. Setelah itu Salya pulang.
Hal ini saya pandang agak penting. Walaupun
baru sedikit saja cerita yang saya ceritakan, dan segera saja saya ulas. Salya
adalah sumber adanya perasaan menikmati kenikmatan dunia. Lain halnya
dengan Karna sumber perasaan yang menyangkut harga diri. Kenikmatan yang ada di
dunia ini sangat mempengaruhi suatu pertimbangan. Kenikmatan yang pernah
dicicipi melalui panca indra sangat mengikat. Sulit sekali akan
meninggalkan perasaan yang demikian. Dengan kelezatan dari makanan, dapat
melupakan kebenaran. Dengan kenikmatan orang dapat sengsara. Dengan kenikmatan
orang akan dapat melupakan harga dirinya.
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)