Kisah Mahabara 2 (Bagian 4): Raja-raja yang Dipihak Pandawa
Perundingan antara Korawa dan Pandawa yang diwakili
oleh Krishna gagal. Para Dewa marah, karena Duryodhana tak menepati janjinya.
Para Pandawa tak sabar. Terjadilah perundingan dengan Raja Matsya sebagai
ketua. Yudhistira diperintahkan untuk mengerahkan semua perajuritnya, Bhatara
Krishna sebagai pengatur siasat. Seluruh kerajaan Wirata dengan seisinya
sebagai perbekalannya. Segala biaya agar dipergunakan semua yang ada di Wirata.
Bhatara Krishna sebagai tenaga pengatur, memberikan tugas pada Dresthadhyumna
sebagai panglima perang pertama.
Menurut pendapat Bhatara Krishna
Dresthadhyumalah yang akan dapat membunuh Bhagawan Drona. Dan Bhatara Krishna
memberikan semangat tempur kepada semua prajurit Pandawa, demi merebut tumpah
darah yang dikuasai musuh. Tugas satria ialah : membela kedaulatan negeri,
memberantas sifat angkara, penghalang kesejahteraan Nusa Bangsa, dan selalu
cinta Nusa Bangsa, sesama, dan cinta kebenaran dan keadilan. Dalam perjuangan
percaya akan diri sendiri dalam melakukan dharma, mati adalah surga,
hidup adalah mukti. Berjuanglah! Setelah mendengar nasehat serta
petunjuk-petunjuk dari Bhatara Krishna, maka semua prajurit Pandawa dengan
semua panglima-panglima perangnya menuju Tegal Kuruksetra. Di sini dapat
disebutkan Raja yang ikut membantu Pandawa.
- Sang Dresthaketu dari negeri Cedhi.
- Sang Jarasandha dengan putranya Jayatsena dari Dasarna.
- Sang Hyranyawarma, sebagai mertua Srikandi dari Dasarna.
- Raja Kuntibojo, bapak angkat Dewi Kunti.
- Raja Kasi, mertua Bhima.
- Sang Satyaki dengan perajurit bangsa Satwaka.
- Sang Padya dari Mathura Selatan.
Demikianlah kejadian bila sifat kebenaran yang penuh
pengertian itu tidak dapat terlaksana. Unsur kebenaran akan bangun dan bergerak
dan berusaha dengan segala kekuatan yang ada. Begitu juga yang berkecamuk dalam
setiap diri seseorang, bila hal-hal yang benar tidak dapat menemukan tempatnya.
Siapa saja, bila melihat sesuatu yang benar tidak akan mendapat tempat.
Timbullah suatu kekuatan baru yang akan melabrak kehidupan yang salah, yang
dengan seenaknya menguasai tempat.
Demikian juga bila tempat-tempat itu
dikuasai oleh unsur-unsur yang tidak baik, jahat, penipu, licik, dengan
kekuasannya berbuat semaunya, dengan pengetahuannya untuk menyengsarakan orang
lain. Demi kehidupan yang harmonis, hidup berdampingan yang penuh rasa
persaudaraan, dan demi selamatnya kebenaran, dan agama serta bangsa dan tanah
air, di bawah pengaturan kebenaran Tuhan, saya kira sanggup akan mengorbankan
dirinya. Inilah yang menjadi pegangan teguh bagi Pandawa dan rakyat Wirata
untuk berkorban dan bertempur.
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa,
kebenaran pasti menang. Satyam Ewa Jayate. Inilah yang dapat saya
ambilkan dari keikhlasan Raja Wirata dan dari keikhlasan Pandawa untuk bertempur.
Oleh karena itu berjuanglah mengalahkan sifat yang gelap dan adharma.
Adapun yang akan membantu dalam mengalahkan sifat gelap, dan loba walaupun
dengan bala bantuannya yang banyak jumlahnya, namun akan dapat dikalahkan.
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)