Mahabara, Perang Baratayudha (5): Tewasnya Dursasana
Bhisma telah gugur, Drona, Jayadrata juga telah
gugur. Sekarang akan disusul oleh Dussesana/Dursasana.
Nah,
sekarang saya akan lanjutkan dengan cerita gugurnya Dussesana adiknya
Duryodhana. Hari ini adalah hari yang ke enam belas. Pada hari ini yang menjadi
panglima perang adalah Karna. Kereta Karna akan dikusiri oleh Salya.
Pada malam ke tujuh belas Karna menetapkan akan
berhadapan dengan Arjuna. Namun antara Salya dan Karna tarjadi percekcokan,
karena merasa dirinya direndahkan. Karna dicaci maki habis-habisan. Atas
permitaan Duryodhana agar seimbang kekuatannya melawan Arjuna yang dikusiri
oleh Krishna. Salya mengalah dan mau mengusiri kereta sang Karna.
Dalam perang permulaannya Yudhistira dapat
diundurkan. Kereta Yudhistira dapat dihancurkan. Bhima membalas dengan memukul
Karna dengan gadanya sehingga Karna pingsan. Karna dibawa ke luar. Namun tiada
beberapa lama Karna sehat kembali. Karna kembali lagi ke medan, dan berhadapan
melawan Yudhistira, Nakula dan Shadewa. Pandawa dapat dipukul mundur. Akan
tetapi Bhima lagi mempergunakan gadanya untuk memukul Karna dan Karna dapat
diundurkan kembali.
Setelah Arjuna dapat menundukkan Aswatama,
dan segera mendapatkan kakaknya Yudhistira. Karena terjadinya kesalahpahaman
antara Arjuna dengan Yudhistira, mengenai kembalinya Arjuna, dikira Arjuna
telah dapat mengalahkan Karna dalam sehari. Namun atas penjelasan Krisna
sebagai alat pendamai Arjuna kembali menyadari dirinya dan segera meminta maaf.
Dalam hal ini Krishna menyarankan sebagai apa
yang dimaksudkan oleh Yudhistira agar Arjuna mempergunakan Gandewanya.
Yudhistira merasa telah mengeluarkan kata yang tak layak kepada adiknya,
bermaksud akan meletakkan jabatannya. Namun atas nasehat Krishna dapat
diurungkan. Dan pada waktu itu Arjuna mengucapkan sumpahnya yaitu sebelum dapat
mengalahkan Karna dia tak akan pulang.
Pertempuran makin sengit. Bhima dapat berhadapan
melawan Dussesana. Bhima dapat memukul Dussesana dengan gadanya, sehingga
Dussesana rebah. Begitu Bhima ingat akan sumpahnya, segera dia menusuk dada
Dussesana serta memenggal lehernya dan segera minum darahnya. Begitu juga
dengan Dewi Drupadi dapat berkeramas darah Dussesana atas penghinaan akan
dirinya pada waktu permainan judi dahulu.
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)