Benarkah Kianpi Pil Bisa Bikin Gemuk?
Semua orang tentu ingin punya bentuk tubuh yang ideal.
Di samping lebih sehat, tentu akan lebih percaya diri. Yang merasa terlalu
gemuk kepengin kurus, dan yang merasa terlalu kurus ingin gemuk.
Apalagi yang suka nonton mahabara, hatim, ramayana, pemain-pemain pria nya badannya bagus-bagus. Pasti pada pengen seperti mereka..
Apalagi yang suka nonton mahabara, hatim, ramayana, pemain-pemain pria nya badannya bagus-bagus. Pasti pada pengen seperti mereka..
Kadang orang mau melakukan apa saja demi mencapai
impiannya mendapatkan tubuh ideal, termasuk menggunakan obat-obatan. Namun
jangan gegabah mengkonsumsi sembarang obat. Alih-alih mencapai bentuk tubuh
ideal, yang terjadi malah badan jadi amburadul karena efek samping obat.
Beberapa waktu lalu aku mendapatkan pertanyaan
mengenai obat gemuk yang baik. Apa saja sebenarnya obat yang bisa untuk membuat
gemuk? Seberapa aman obat pembuat gemuk? Tulisan ini akan mengulas tentang
obat-obat penggemuk badan.
Pil penggemuk badan
Di internet banyak ditawarkan pil penggemuk badan dari
China yang katanya berisi aneka herbal alami. Sebuah pil penggemuk badan
misalnya, diiklankan berisi herbal seperti : Ginseng, Semen Cusculae,
Fructus Crataegus, Fructus Hordel Germinatus, Fructus Quisqualis, Radix
Astragali, dan Rhizoma Atractylodis Mak. Jika ditelusuri,
herbal-herbal ini umumnya berefek pada saluran pencernaan, misalnya memperbaiki
fungsi pencernaan sehingga makanan lebih banyak yang terserap, meningkatkan
nafsu makan, melancarkan peredaran darah, mengatur metabolisme lemak, dll. Jika
memang hanya berisi herbal, sebenarnya baik-baik dan aman-aman saja.
Pada
umumnya efek obat herbal tidak terjadi secara cepat namun bertahap dan
perlahan-lahan. Tapi jika kemudian obat tersebut mengklaim efeknya sangat
manjur, seperti yang disebutkan dalam salah satu iklan obat gemuk, bahwa
“Dalam waktu 1 minggu berat badan Anda akan bertambah 5-7 Kg”, maka kita
perlu waspada. Jangan-jangan pada obat herbal tersebut ada campuran obat
sintetik yang efeknya membuat gemuk dengan cepat, tapi efek sampingnya
berbahaya. Obat yang sering dicampurkan dalam obat penggemuk badan adalah
golongan kortikosteroid dan Antihistamin.
1.
Apa itu kortikosteroid ?
Obat golongan kortikosteroid termasuk golongan obat
yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki aksi farmakologi yang
luas, sehingga sering digunakan dalam berbagai penyakit, sampai-sampai ada yang
menyebutnya “obat dewa”, obat segala penyakit. Tapi di sisi lain, karena tempat
aksinya luas, efek sampingnya pun luas dan tidak kurang berbahayanya. Penasaran
kan tentang kortikosteroid ? Apakah itu?
Obat ini tergolong sebagai obat anti radang
yang poten, dan sering digunakan untuk gangguan radang seperti alergi, asma,
eksim, dan juga penyakit-penyakit autoimun seperti Lupus, rheumatoid arthritis,
dll, karena efeknya yang bisa menekan kerja sistem imun yang berlebihan. Contoh
obatnya adalah: deksametason, betametason, hidrokortison, triamcinolon,
dll.
Obat ini memberikan efek “kelihatan” gemuk karena
memiliki efek menahan air dalam tubuh, sehingga berat badan bertambah. Kemudian
ia juga mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga
menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, yaitu di wajah
(jadi membulat), bahu, dan perut. Wajah bulat akibat penggunaan steroid sering
disebut “moon face”. Pada orang yang sering menggunakan steroid,
wajahnya akan tampak membulat. Orang yang kepengin gemuk mungkin akan merasa
senang dengan efek ini. Tetapi gemuk yang dihasilkan bukanlah gemuk yan sehat.
Selain itu, masih banyak pula efek samping yang bisa
timbul dari pemakaian kortikosteroid. Apa saja?
a. Penekanan sistem pertahanan tubuh
Karena obat ini bisa menekan sistem
imunitas/pertahanan tubuh, maka jika terluka akan lebih lama sembuhnya.
Selain itu juga lebih mudah tertular infeksi. Termasuk juga banyak tumbuh
jerawat dan gangguan kulit akibat infeksi jamur.
b. Meningkatkan risiko diabetes
Golongan obat ini meningkatkan proses glukoneogenesis,
yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga beresiko meningkatkan
kadar gula darah. Karena itu, orang dengan riwayat diabetes dapat mengalami
kenaikan kadar gula darah yang nyata jika mengkonsumsi obat ini.
c. Meningkatkan risiko hipertensi
Karena obat ini bersifat menahan cairan tubuh, maka
akan meningkatkan volume darah, dan bisa berpotensi menaikkan tekanan darah
d. Meningkatkan risiko osteoporosis/keropos tulang
Obat ini memiliki efek katabolik, yaitu mengurai
protein sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang
diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi osteoporosis atau
keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek ini juga
menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka
waktu lama.
e. Cushing syndrome
Gejala-gejala Cushing Syndrom akibat akumulasi steroid
dalam tubuh
Obat golongan steroid yang digunakan dalam waktu lama
akan menyebabkan gangguan yang disebut Cushing syndrome, yaitu
efek-efek yang terjadi akibat akumulasi/penumpukan kortikosteroid di dalam
tubuh, dengan tanda-tanda: terjadi garis-garis kemerahan di kulit terutama
perut dan paha (disebut striae), jerawat, kumpulan lemak seperti punuk
sapi/kerbau di bahu (buffalo hump), perdarahan bawah kulit/lebam, moon
face, hipertensi, perdarahan lambung, keropos tulang, dll.
Jadi nampaknya potensi untuk menjadi gemuk dengan obat
golongan steroid tidaklah sepadan dengan bahaya efek samping yang
ditimbulkannya. Perlu berhati-hati jika Anda menggunakan obat yang katanya
herbal alami, tetapi kemudian timbul efek-efek seperti di atas, maka
kemungkinan besar pada herbal tersebut ditambah dengan obat golongan steroid.
Jika Anda menyadari adanya steroid dalam jamu/herbal penggemuk badan yang anda
gunakan, hentikanlah perlahan-lahan. Penggunaan obat golongan kortikosteroid
tidak boleh dihentikan secara mendadak karena akan mengganggu adaptasi tubuh.
Penghentian harus perlahan-lahan dengan dosis yang makin lama makin berkurang.
Mengapa demikian ? Karena selama penggunaan kortikosteroid dari luar, produksi
hormon ini secara alami dari tubuh akan terhenti, maka jika penggunaan dari
luar tiba-tiba dihentikan, tubuh akan kekurangan hormon ini secara normal dan
akan terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan, seperti: kadar gula darah
turun, tekanan darah turun drastis dari posisi duduk ke berdiri (hipotensi
ortostatik), dehidrasi (kekurangan cairan), lemah, lesu, dll.
2. Antihistamin (Siproheptadin dan ketotifen)
Obat golongan antihistamin sebenarnya ditujukan untuk
mengatasi gangguan alergi, baik alergi kulit, saluran nafas, atau bagian tubuh
lain. Namun efek samping obat ini adalah meningkatkan nafsu makan, sehingga
juga sering “disalahgunakan” untuk meningkatkan nafsu makan pada anak-anak yang
sulit makan, termasuk juga dicampurkan pada jamu penggemuk badan. Penggunaan siproheptadin
atau ketotifen sebagai peningkat nafsu makan pada anak-anak dapat
digolongkan sebagai penggunaan obat “off-label”, di mana obat digunakan dengan
tujuan/indikasi di luar indikasi yang resmi dan disetujui oleh badan otoritas
di bidang pengawasan obat, seperti FDA di Amerika atau Badan POM di Indonesia.
Bagaimana untuk menggemukkan badan?
Lalu, bagaimana cara yang tepat dan sehat untuk
menggemukkan badan? Yang pertama tentunya mengatur pola makan. Makanlah
dengan porsi yang lebih besar dengan komponen lemak dan protein yang lebih
tinggi. Makanlah yang disukai, sehingga bisa habis banyak. Gemuk yang bagus
adalah dengan massa otot yang banyak, bukan sekedar lemak, apalagi air. Karena
itu, perlu juga diimbangi dengan olah raga yang dapat meningkatkan massa otot.
Jika akan menggunakan obat, lebih aman menggunakan
obat herbal, tetapi waspadai adanya kemungkinan obat herbal yang dicampuri
bahan kimia obat yang berbahaya. Informasi seperti itu seringkali tidak
tercantum dalam iklan dan promosi produknya. Apalagi jika menggunakan produk
China yang tidak melalui pendaftaran di Badan POM dan dijual bebas melalui
media online, maka perlu ada kehati-hatian. Sebuah temuan oleh Badan otoritas
pengawasan obat dan makanan di Arab Saudi menunjukkan bahwa pil
Kianpi yang berasal dari China dan beredar luas di banyak negara termasuk
Indonesia, mengandung betametason dan siproheptadin, (cek di
sini) yang
bisa menimbulkan efek samping berbahaya jika digunakan dalam jangka waktu lama.
Efek obat herbal biasanya tidak sangat drastis, tetapi lebih bertahan. Karena
itu, jangan berharap efek yang terlalu cepat, namun lebih baik diikuti dengan
asupan makanan yang bergizi dan sehat.