Israel Raya Vs Khilafah Islamiyyah
Sejak tahun 1924 yang merupakan akhir dari era Khilafah Islamiyyah Kubro (Imperium Islam Raya, dengan runtuhnya Khilafah Utsmaniyah di Turki -ed), nampaknya kerinduan umat Islam atas kebangkitan khilafah belum mencapai titik strategis.
Kebangkitan khilafah masih kalah jauh tertinggal dengan kesiapan dan persiapan deklarasi Israel Raya yang terbentang dari Afrika hingga Teluk Persia dan dari Sungai Eufrat di Syam hingga Nil di Mesir.
Mari sejenak melihat data. Keseriusan Israel menggarap Afrika, hingga kini menjadi pintu gerbang keamanan Israel di sebelah selatan, baik dari ancaman udara-darat-dan laut. Lebih dari itu, Israel mampu menundukkan negara-negara sumber air Nil mulai dari Habasyah (Ethiopia, Eriteria, Somalia), Sudan Selatan (yang dimerdekakan berkat lobi Israel), Chad (45 % roda ekonomi dibantu Israel).
Menurut laporan Pusat Kerjasama Internasional Kemenlu Israel, mayoritas calon pemimpin di negara-negara Afrika mendapat pelatihan leadership dari Israel. Dimulai tahun 1997, awalnya berjumlah 742 Calon Pemimpin Afrika hingga total 24636 orang menerima pelatihan dan kursus sejak 40 tahun lalu. Pelatihan-pelatihan Israel meliputi:
1. Pelatihan emansipasi wanita.
2. Pelatihan strategis pertanian, perkebunan, peternakan.
3. Pelatihan energi dan sumberdaya mineral.
4. Pelatihan buruh dan karyawan.
5. Pelatihan pengelolaan lahan tandus dan swasembada pangan.
6. Pelatihan intelejen.
7. Pelatihan militer dan perang terbuka.
8. Pelatihan kedokteran dan medis.
9. Pelatihan perundang-undangan dan administrasi negara.
Nampaknya Israel sudah merancang sebuah perang Armagedon. Sebuah perang berkepanjangan dan membutuhkan energi bertahan lebih lama. Maka negara-negara Afrika inilah yang akan menjadi penopang energi, logistik, bahkan seluruh ketahanan pangan jika suatu waktu perang terbuka itu terjadi.
Seiring dengan persiapan di wilayah Afrika, maka Israel saat ini tengah melumpuhkan sisa-sisa negara yang berpotensi menjadi lawan utama saat deklarasi Israel Raya. Mesir, Syiria, Libanon, Jordania yang berbatasan langsung telah tunduk dalam perjanjian dan dirusak spirit jihad militernya dari dalam.
Sedangkan daerah semisal Saudi Arabia, Maroko, Aljazair, Tunisia, Irak, Sudan, Teluk, tidak dianggap sebagai ancaman. Penyebabnya, seluruh negara tersebut sudah ditaklukkan AS dan Inggris. Kedua penjajah yang melahirkan Israel Raya.
Pertanyaannya, lalu apakah persiapan khilafah Islamiyah di kalangan umat Islam sudah meraih capaian yang dicapai Israel Raya? Ataukah justru nama Khilafah Islamiyah yang hanya sebatas proposal dan muktamar, juga Daulah Islamiyah yang radikal, justru bagian lain dari upaya "merusak" ruh khilafah di kalangan umat Islam sendiri?
Jika khilafah Islamiyah tidak menyiapkan konsep sedetail Israel Raya, maka ketahuilah, Israel Raya lebih pasti berdiri.
(Nandang Burhanudin)
Kebangkitan khilafah masih kalah jauh tertinggal dengan kesiapan dan persiapan deklarasi Israel Raya yang terbentang dari Afrika hingga Teluk Persia dan dari Sungai Eufrat di Syam hingga Nil di Mesir.
Mari sejenak melihat data. Keseriusan Israel menggarap Afrika, hingga kini menjadi pintu gerbang keamanan Israel di sebelah selatan, baik dari ancaman udara-darat-dan laut. Lebih dari itu, Israel mampu menundukkan negara-negara sumber air Nil mulai dari Habasyah (Ethiopia, Eriteria, Somalia), Sudan Selatan (yang dimerdekakan berkat lobi Israel), Chad (45 % roda ekonomi dibantu Israel).
Menurut laporan Pusat Kerjasama Internasional Kemenlu Israel, mayoritas calon pemimpin di negara-negara Afrika mendapat pelatihan leadership dari Israel. Dimulai tahun 1997, awalnya berjumlah 742 Calon Pemimpin Afrika hingga total 24636 orang menerima pelatihan dan kursus sejak 40 tahun lalu. Pelatihan-pelatihan Israel meliputi:
1. Pelatihan emansipasi wanita.
2. Pelatihan strategis pertanian, perkebunan, peternakan.
3. Pelatihan energi dan sumberdaya mineral.
4. Pelatihan buruh dan karyawan.
5. Pelatihan pengelolaan lahan tandus dan swasembada pangan.
6. Pelatihan intelejen.
7. Pelatihan militer dan perang terbuka.
8. Pelatihan kedokteran dan medis.
9. Pelatihan perundang-undangan dan administrasi negara.
Nampaknya Israel sudah merancang sebuah perang Armagedon. Sebuah perang berkepanjangan dan membutuhkan energi bertahan lebih lama. Maka negara-negara Afrika inilah yang akan menjadi penopang energi, logistik, bahkan seluruh ketahanan pangan jika suatu waktu perang terbuka itu terjadi.
Seiring dengan persiapan di wilayah Afrika, maka Israel saat ini tengah melumpuhkan sisa-sisa negara yang berpotensi menjadi lawan utama saat deklarasi Israel Raya. Mesir, Syiria, Libanon, Jordania yang berbatasan langsung telah tunduk dalam perjanjian dan dirusak spirit jihad militernya dari dalam.
Sedangkan daerah semisal Saudi Arabia, Maroko, Aljazair, Tunisia, Irak, Sudan, Teluk, tidak dianggap sebagai ancaman. Penyebabnya, seluruh negara tersebut sudah ditaklukkan AS dan Inggris. Kedua penjajah yang melahirkan Israel Raya.
Pertanyaannya, lalu apakah persiapan khilafah Islamiyah di kalangan umat Islam sudah meraih capaian yang dicapai Israel Raya? Ataukah justru nama Khilafah Islamiyah yang hanya sebatas proposal dan muktamar, juga Daulah Islamiyah yang radikal, justru bagian lain dari upaya "merusak" ruh khilafah di kalangan umat Islam sendiri?
Jika khilafah Islamiyah tidak menyiapkan konsep sedetail Israel Raya, maka ketahuilah, Israel Raya lebih pasti berdiri.
(Nandang Burhanudin)