Mahabara, Perang Baratayudha (2): Bhisma Kalah Oleh Panah Srikandi
Dengan kekalahan Arya Seta, Pandawa bersedih.
Namun Krishna sangat marah. Beliau memerintahkan Arjuna untuk menghadapinya.
Arjuna sampai di medan pertempuran, hatinya
menjadi lemah. Senjata jatuh, demi melihat yang akan dilawan. Yang akan menjadi
musuhnya seperti Bhisma-kakeknya, Drona-gurunya dan seluruh keluarganya para
Korawa. Ke semuanya itu adalah darah Kuru dan gurunya yang tak pantas dilawan.
Tetapi atas nasehat Krishna yang bijaksana,
Arjuna dapat pulih kembali semangat tempurnya. Nasehat beliau yang isinya
antara lain : memperingatkan akan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
satria.
Juga diperingatkan, bahwa pertempuran itu
bukanlah melawan keluarga, atau guru, tetapi pertempuran menghancurkan
sifat-sifat yang gelap, jahat, dengki dan angkara murka. Dan juga
diperingatkan, bahwa jiwa itu tak bisa dibunuh oleh siapa saja. Jiwa itu tak
dapat dibinasakan. Tetapi wadahnya yang melakukan sifat-sifat adharma
maka perlu harus dibunuh.Dengan demikian, berarti jiwa dapat melakukan Yadnya
agar tidak berlaku jahat lagi, dan malah akan melahirkan hidup yang baik.
Bertempur dalam membela kebenaran dan keadilan
adalah kewajiban seorang satria. Satria mempunyai semboyan mati adalah surga
dan hidup adalah Mukti. Dengan berbuat yang demikian, berarti telah
melakukan kewajiban dan telah terbebas dari dosa. Inilah salah satu nasehat
yang dapat memulihkan kembali semangat juang Arjuna.
Arjuna kembali bertempur, dan langsung berhadapan
dengan Bhisma. Bhisma sangat sakti. Arjuna dibantu oleh Bhima tak dapat
mengalahkannya. Pandawa menjadi kacau balau. Melihat keadaan yang demikian
Krishna turun tangan. Krishna mengeluarkan senjata Cakra. Melihat Bhatara
Krishna mengeluarkan Cakra, Bhisma segera menyerahkan diri pada Bhatara
Krishna. Kemudian Bhatara Krishna memerintahkan Srikandi untuk melawan Bhisma.
Melihat Srikandi datang, teringatlah dirinya akan
dekat pada ajalnya. Teringatlah Bhisma akan kutukan Dewi Amba. Demikian
berhadapan, Bhisma yang telah menyadari dirinya akan kalah, dia menjadi lemah.
Srikandi mengeluarkan panah dan langsung melepaskan anak panahnya. Arjuna
melihat panah Srikandi yang tak begitu kencang larinya, Arjuna pun mengeluarkan
panah serta memanahkannya agar bersatu dengan panah Srikandi. Panah Srikandi
dapat mengenai dada sang Bhisma.
Bhisma
jatuh, tetapi dengan kesaktiannya dapat menahan kematian sampai waktu yang
diinginkannya. Begitu melihat akan kekalahannya Bhisma, Korawa dan Pandawa
menghentikan perang agar dapat memberikan penghormatan terakhir. Setelah semua
hadir, Bhisma meminta bantal dan air agar dapat beliau tidur dan menghilangkan
hausnya.
Duryodhana datang dan membawakan bantal yang
bagus-bagus, dengan air yang nikmat. Namun bukan itu yang dimaksudkan oleh
Bhisma. Arjunalah yang dapat menebak apa sebenarnya yang diminta oleh Bhisma.
Arjuna dengan anak panahnya menembus badan Bhisma. Bhisma diberikan darah
sebagai minumannya. Bhisma puas.
Bhisma minta agar dirinya dibawa keluar garis
medan perang supaya dapat melihat pertempuran sampai selesai. Begitu juga
beliau mengatakan, bahwa sebelum matahari berjalan ke utara beliau belum akan
mati. Kebetulan matahari sedang berjalan ke selatan.
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)