Dewan Pers: Boleh Menulis Kampanye Negatif
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara mengatakan, media
massa boleh memuat berita dan artikel kampanye negatif yang dilontarkan
oleh pasangan Capres dan Cawapres kepada pasangan lainnya, sepanjang
didukung data dan fakta.
"Kode etik membolehkan sepanjang kampanye negatif tersebut dibuat wartawan dalam bentuk berita ataupun artikel, sebab masyarakat juga perlu tahu yang sebenarnya terjadi," kata Leo Batubara pada Diskusi Pilpres dan Netralitas Pers di Jakarta, Kamis.
"Kode etik membolehkan sepanjang kampanye negatif tersebut dibuat wartawan dalam bentuk berita ataupun artikel, sebab masyarakat juga perlu tahu yang sebenarnya terjadi," kata Leo Batubara pada Diskusi Pilpres dan Netralitas Pers di Jakarta, Kamis.
Rakyat butuh informasi tentang kekurangan yang terjadi, sekaligus keberhasilan, makanya bila saling kampanyekan kekurangan sah-sah saja, supaya juga masyarakat dapat menilai mana pemimpin terbaik.
Leo mengatakan, yang tidak boleh adalah iklan. Iklan capres/cawapres harus memenuhi kaidah tertentu, diantaranya disampaikan tidak menjelekkan apalagi memfitnah pihak lawan.
"Kalau ada iklan menyampaikan tentang kejelekan lawan apalagi sampai fitnah, maka pihak yang merasa dirugikan boleh menyampaikan pengaduan ke Dewan Pers, untuk bisa diproses lebih jauh," kata Leo.
Pemuatan iklan terkait dengan pembayaran, kata Leo, dan ini dibolehkan baik oleh kode etik jurnalistik maupun Undang Undang Pers, makanya kalau ada yang merasa dirugikan dilaporkan saja.
"Tetapi laporan tersebut pengaduan berita media massa supaya disampaikan jalur sesuai aturan yakni melalui Dewan Pers, dengan begitu dapat dilakukan pengkajian apa benar terjadi pelanggaran kode etik," kata Leo.
Kendati membolehkan berita memuat kampanye negatif, tetapi Leo mengatakan, netralitas pers harus dikedepankan. "Pers harus independen, dan ini merupakan amanat kode etik jurnalistik dan Undang Undang Pers,"kata Leo.
Meskipun media membuat iklan ataupun tayangan pasangan tertentu, tetapi tetap wajib memberitakan pasangan Capres dan Cawapres lainnya, sebab pemberitaan pers harus didudukkan pada posisi netral.
Leo mencontohkan, saat Pilpres Amerika Serikat lalu, Washington Post menyatakan dengan terang-terangan mendukung Barack Obama, tetapi dalam pemberitaannya tetap menunjukkan independensinya terhadap lawannya, McCain. (*)
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)