Renungan Sufistik Jalaludin Rumi: Berdoalah karena seekor anjing pun berdoa
Egois, angkuh, sombong atau apalah namanya melekat pada manusia itu.
Raut mukanya kering seolah air wudlu lama sekali tak menerpa kulit
wajahnya. Tertawanya berbau merendahkan. Tutur katanya seolah tak
dipikirkan kata2 yang akan terucap akan melukai hati lawan bicaranya.
Hal yang sering jadi olokannya adalah tentang surga dan neraka.
Bah...Bilang tak pantas masuk surga tetapi tak mau masuk neraka,
bercanda harap malaikat menendangnya ke surga.. gampang dan sederhana
sekali pikirku.
Bukannya apa, tapi dibalik kebiasaannya berjudi, pemahaman keislamannya
sesungguhnya melebihi diriku, tapi kenapa ia tak pernah sholat??? ada
apa?? dia bilang menunggu ngretegnya hati??kapan??ajal kan tak ada yang
tahu kapan datangnya...
Jika IA sakit, tak pernah sedikitpun ia sholat apalagi ke masjid..
Berdoalah wahai lelaki tua! Kenapa engkau tidak mau memohon?, sedangkan
seekor anjing, yang tidak memiliki kecerdasan akal ataupun pemahaman
manusia, akan datang kepadamu ketika lapar dan mengibaskan ekornya
seolah berkata : “beri aku sesuatu untuk dimakan. Aku tidak memiliki
sesuatu pun untuk dimakan tetapi engkau memilikinya”.
(Renungan Sufistik Jalaludin Rumi.)
*tulisan untuk seorang penjudi...
*tulisan untuk seorang penjudi...
Comments
Post a Comment
Weblog ini dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Berikan kritik, saran, dan/atau tanggapanmu di kolom komentar. :-)