Sejarah Mobil Kijang 'Mobil Legendaris'

Mobil Legendaris yang Tetap Melegenda

Berbagi pengalaman mengenai mobil pertama yang dimiliki. Mobil pertama yang saya miliki adalah Toyota Kijang Tahun 1994. Awalanya bingung mau beli mobil apa. Namun karena mobil ini terkenal dengan mesinnya yang bandel dan mudah untuk di rawat ditambah memiliki harga jual yang cukup stabil sehingga akhirnya jatuhlah pilihan saya pada Kijang Super.

Membeli mobil tua selalu ada risiko perbaikan di sana sini. Namanya juga mobil bekas pakai tentu ada banyak komponen mobil yang harus diganti.


Generasi I (1 Januari 1977-23 Agustus 1981)

Peluncuran perdana dari Toyota Kijang generasi pertama adalah pada tahun 1977. Dimana saat itu terdapat keraguan dari para perancangnya, tentang apakah Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia. Keraguan tersebut disebabkan karena Mitsubishi Colt merupakan jenis kendaraan yang mendominasi pasar mobil mini bus pada saat itu.
Generasi pertama Toyota Kijang menerapkan konsep pickup dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki “Kijang Buaya” karena tutup kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang generasi perdana ini diproduksi hingga pada tahun 1980. Pada tahun pertama peluncurannya, total produksi Kijang generasi pertama hanya berjumlah 1.168 unit. Dimana tahun berikutnya, 1978, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit. Jumlah produksi Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran Kijang sebagai kendaraan multifungsi atau serbaguna yang mudah perawatannya membuat permintaan terus meningkat. Toyota Kijang lahir sebagai kendaraan dengan konsep Basic Utility Vehicle. Cocok sebagai kendaraan dengan konsep serba guna dan mudah untuk dirawat. Sejalan dengan peraturan pemerintah Indonesia untuk menerapkan konsep pembangunan ekonomi melalui pengembangan motorisasi dan otomotif di Indonesia, khususnya melalui konsep Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).

Mobil dengan kode produksi KF10 ini nyaris berbentuk mirip dengan kotak buah yang ditempeli dengan 4 buah roda dan jendela yang ditutupi dengan terpal pada sisi-sisi pinggirnya. Kijang Generasi I ini dikenal masyarakat sebagai Kijang Buaya karena model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya apabila kap mesin depan sedang dibuka. Rancangan awal kendaraan ini sangatlah sederhana. Kijang ini memiliki pintu yang seolah-olah ditempelkan begitu saja dengan badannya dengan engsel pintu yang mirip engsel pintu rumah yang berbunyi mendecit bila dibuka.Terlebih lagi pada saat itu, pintu mobil tidak dilengkapi kunci apalagi alarm sebagai sistem keamanannya meski pada generasi selanjutnya yang sudah dimodifikasi, dilengkapi dengan kunci pintu serta engkol pintu yang masih mirip pintu rumah serta kaca pada pintu mobil.

Posisi pengemudi pada kijang ini terletak terlalu ketengah dengan tongkat perseneling untuk transmisi mesin yang sulit dijangkau. Mesin yang digunakan menggunakan mesin Toyota Corolla pada zamannya dengan tipe 3K berkapasitas 1200 cc dengan transmisi 4 percepatan. Selain keluar dengan tipe mobil bak terbuka (pick up), mobil kijang ini dimodifikasi menjadi mobil penumpang terutama dilakukan oleh perusahaan perusahaan karoseri mobil seperti halnya mobil mobil niaga pada masa itu dimana rancangan bodi tidak ditangani pabriknya langsung. Sebagai contoh, mobil ini digunakan sebagai mobil penumpang angkutan umum di kota Balikpapan pada tahun-tahun 1980-1986.

Generasi II (23 Agustus 1981-31 Desember 1985)

Generasi II mulai dijual pada September 1981. Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc.Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya masih ada kesamaan dengan kijang buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTApada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.

Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan yang diambil dari sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian Pos Kota) sehingga dikenal juga sebagai Kijang Doyok. Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca dengan engsel tidak lagi mirip engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci pada tahun 1982. Dengan mesin 4K berkapasitas 1300 cc, transmisi masih 4 percepatan. Suspensi masih double wishbone dengan per daun pada bagian depan dan per daun under axle (dibawah gardan) pada bagian belakang mobil.

Perjalanan mobil ini juga diiringi perkembangan baru seperti halnya disempurnakannya transmisi dan diferential sekaligus menambah booster rem pada tahun 1983. Toyota juga dikenal dalam perencanaan produknya sampai 5 tahun berikutnya yang dapat dilihat melalui pengembangan mobil ini. Pada tahun 1984 mengadakan perubahan pada gril dan bumper, termasuk pemakaian lampu kotak.

Sampai tahun 1985, permintaan mobil ini tetap tinggi, sampai akhirnya Toyota melakukan perubahan pada mesin yang kemudian memakai tipe 5K dengan kapasitas 1500 cc namun irit dalam pemakaian.

Generasi III (31 Desember 1985-1 April 1997)

Pada tahun 1986 model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di Indonesia meski tidak lagi diproduksi.

Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada generasi ini juga masih terdapat varian pick up, meski tidak lagi menjadi konsep utama Toyota Kijang seperti generasi sebelumnya. Dimasa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) dengan memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.

Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body diperkenalkan untuk menekan penggunaan dempul dalam proses pembuatannya hingga 2-5 kg dempul per mobil. Mesin pada awal generasi ini masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisi menggunakan 5 percepatan, yang sebelumnya memakai 4 percepatan. Sejak tahun 1992 terdapat penambahan variasi mesin yaitu tipe 7K berkapasitas 1800 cc.

Setelah Agustus 1992, Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil yang disebut sebagai Toyota Original Body. Sebuah proses pembuatan bodi mobil dengan mesin press dan metode las titik. Sampai saat ini, bisa dikatakan satu-satunya Kijang yang bebas dempul.

Sementara untuk versi Grand terdapat berbagai perubahan khususnya pada lampu depan, gril dan penambahan double blower juga ditambahkan power steering pada kemudi yang meringankan pengemudi. Dan sampai saat ini, Kijang jenis ini (Super maupun Grand) masih banyak di pasaran konsumen dan masih dihargai mahal.

Selain Itu Kijang Generasi Ke Tiga Juga Menyediakan Banyak Rentang Varian Seperti:LX, LSX, LGX (untuk sasis panjang) SX, SSX, SGX (untuk sasis pendek), khusus LX, SX(Tipe Standar) dan pick up transmisi menggunakan 4-speed dan menggunakan dasbor konvensional.

Selain tipe-tipe tersebut diatas juga terdapat beberapa tipe buatan karoseri lokal, yaitu Rover dan Jantan (Raider). Raider menggunakan body kecil, sementara Rover menggunakan body yang lebih besar dari Raider.

Generasi IV (1 April 1997-16 Februari 2005)

Setelah sepuluh tahun bertahan dengan rancangan generasi ketiga, Kijang meluncurkan model berikutnya dengan perubahan pada eksterior dan interiornya yang lebih aerodinamis. Model ini akrab dipanggil “Kijang Kapsul”.

Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada kijang yang dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan Mesin diesel 2500cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dan kolaborasi dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran.

Pada Kijang versi tahun 1997-2000, mesin bensin menggunakan karburator, baru pada akhir tahun 2000 tersedia mesin bensin dengan sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel Injection(EFI). Ada dua pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc Yang Diambil Dari Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi lebih canggih jika dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin 2000cc ini kurang laku di pasaran indonesia karena (konsumsi) bahan bakarnya dinilai lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E.

Dan terakhir pada generasi ini muncul New Kijang dengan mengubah desain lampu dan seatbelt (sabuk pengaman) pada jok penumpang bagian tengah. Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya.

Pada Versi Kijang Kapsul selain terdapat Varian SX, SSX, SGX (sasis pendek) LX, LSX, LGX (sasis panjang)dan pick up, ada juga Tambahan Varian Krista Dan Rangga. Dengan tambahan over vender, warna body two tone dan interior lebih mewah dari LGX/SGX. Krista Menggunakan Sasis Panjang Sedangkan Rangga Sasis Pendek. Pada generasi ini tipe karoseri Rover dan Jantan Raider juga masih diproduksi beberapa unit.

Generasi V (16 Februari 2005-saat ini)

Lihat juga : Toyota Kijang Innova

Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2005 dan dipasarkan dengan nama “Kijang Innova”. Selain di Indonesia, model ini juga dipasarkan ke pasar luar negeri dengan nama “Innova” (tanpa “Kijang”). Model ini telah mengalami perubahan yang cukup drastis dibandingkan dengan model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal konsep Kijang generasi pertama adalah Basic Utility Vehicles atau kendaraan kelas bawah, maka Kijang generasi V lebih dikategorikan sebagai kendaraan kelas menengah. Bentuk model fisiknya jauh lebih modern dan futuristik, terutama di bagian depan kendaraan, dimana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada model-model sebelumnya.

Konsep Produksi

Model ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004, yang dipasarkan dengan konsep mobil keluarga jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini, dengan bentuk bodi yang lebih aerodinamis beserta kenyamanan setaraf dengan sedan mewah. Posisi pengendaraan lebih akurat, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang lebih user friendly. Generasi ini menerapkan Mesin VVT-i 2000 cc dengan jenis 1TR-FE berkatup 16 DOHC dengan tenaga yang jauh lebih besar daripada Kijang generasi sebelumnya, yaitu sebesar 136 hp, menggantikan jenis K/RZ Dan L pada generasi sebelumnya. Kijang generasi ini dirancang dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan merupakan penerapan dari teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent dan dilengkapi oleh mesin membujur dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel System).

Di Pasaran Jenis Varian dari mobil Kijang yang sering banyak digunakan adalah Kijang berjenis Grand Extra atau Grand saja.

Harga pasaran mobil grandextra tahun 1994 adalah 65 jutaan , dan untuk tipe yang sama tahun 1995 – 1996 sekitar 70 – 75 jta.

Sumber WIkipedia

Comments

Popular posts from this blog

Video Malam Pertama Jodha Jalal Tanpa Sensor

Daftar Alamat Kanwil dan KPKNL Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

UU KUP UU PPh UU PPSP UU PPN dalam bahasa inggris (in english)