Saraswatichandra Episode 102-103: Malam Pertama & Air Mata Pernikahan Kumud
Sinopsis serial Saraswatichandra yang
tayang tanggal 23 Januari, episode 100- 101. Saras yang berhasil sampai
didepan rumah Kumud di hadang oleh mantan pacar Kumari yang polisi itu.
Yang dulu rencana pernikahan diam-diamnya dengan Kumari dibatalkan oleh
Saras dan Danny.
Saras di keroyok, yang
ternyata atas perintah ayah Kumari. Awalnya Saras sempat melawan, tapi
karena dipukul dengan balok kayu, akhirnya ambruk juga, dan tak sadarkan
diri. Mereka pikir Saras sudah meninggal, mereka kalut dan membawa
saras dari situ kemudian dibuang dipinggir jalan. Saat pengeroyok
mengangkat Saras, ‘gelang restu’ dari ibunya, terjatuh.
Di dalam rumah, Kumud yang sedang
melakukan prosesi pernikahannya dengan Pramad merasakan kehadiran Saras.
Seperti ada kontak bathin. Tapi ia sendiri tak yakin, karena sebelumnya
ditutupi marah, sinyal telepati Saras-Kumud agak melemah sepertinya.
Kumud tertegun-tegun diacara pernikahannya itu, bimbang menghampirinya,
tapi tak punya pilihan lain. Prosesi pernikahan berlangsung sampai selesai bersamaan diangkatnya Saras oleh si pengeroyok dari halaman rumah Kumud.
Upacara pernikahan usai, Kumud langsung
diboyong oleh keluarga suaminya. Acara pelepasan Kumud diwarnai oleh
derai air mata Kumud dan seluruh keluarganya.
Ketika akan masuk kemobil pengantin yang
akan membawanya ke rumah mertuanya, mata Kumud melihat ‘gelang restu’
yang terjatuh dari tangan Saras sebelumnya. Ia tertegun dan memungutnya.
Ia semakin merasakan kehadiran Saras disekitarnya, matanya mencari ke
sekeliling halaman berharap menangkap bayangan Saras ada disitu.
Di dalam mobil, Kumud menggenggam erat
‘gelang restu’ Saras, sambil menangis diam-diam disamping mertuanya.
Saat mobil yang membawanya melewati Saras yang mulai siuman dipinggir
jalan, Kumud semakin gelisah, air mata semakin deras
membasahi pipinya, mencoba melihat kesekeliling jalan, tapi ia tak
menangkap bayangan Saras. Saras yang tak bisa menggerakkan tubuhnya,
memanggil Kumud, tapi suaranya kalah oleh suara iring-iringan mobil
pengantin Kumud.
Mobil terakhir yang berisi adik perempuan
Pramad kebetulan melihat Saras. Ia memutuskan membawa Saras ke rumahnya
dan akan memberikan perawatan.
Kumud disambut dengan upacara, di rumah
mertuanya yang megah. Sementara Saras dibawa ke kamar tamu keluarga
untuk ditolong oleh dokter keluarga tersebut. Kumud merasakan keberadaan
Saras, tapi tak melihat sosoknya.
***
Di kamar pengantinnya Kumud kembali menangis mengingat kenangan manisnya bersama Saras. Tapi kemudian wajahnya mengeras begitu ingat pemutusan hubungan yang dilakukan Saras. Ia menunggu suaminya ditempat tidur. Terkantuk-kantuk, si suami tak juga datang.
Di kamar pengantinnya Kumud kembali menangis mengingat kenangan manisnya bersama Saras. Tapi kemudian wajahnya mengeras begitu ingat pemutusan hubungan yang dilakukan Saras. Ia menunggu suaminya ditempat tidur. Terkantuk-kantuk, si suami tak juga datang.
Sekita pukul 2 dinihari, Pramad baru
masuk ke kamar menemui Kumud. Mendekati Kumud dan mengatakan kalau
mereka harus saling kenal. Pramad kemudian menyeret Kumud keluar dan
menyuruhnya masuk mobil. Ia membawa Kumud ke suatu tempat.
Di dekat jembatan, ia memberhentikan
mobilnya dan menyeret Kumud turun. Pramad mengatakan dengan wajah marah
penuh kebencian bahwa Kumud adalah menantu ayahnya. Ia tak ingin
menikahi Kumud, tapi ayahnya memaksa. Kumud silahkan menikmati fasilitas
di rumahnya, tapi ia takkan menyentuhnya dan harus menjaga jarak
darinya. Juga jangan pernah berharap ia akan menjadi suami yang baik
bagi Kumud. Kumud juga harus tutup mulut.
Kumud berdiri mendengarkan semua yang
dikatakan Pramad dengan wajah ketakutan. Berdirinya mundur dan hampir
jatuh ke jurang yang ada dipinggir jembatan tersebut. Tangan Pramad
memegangnya tapi mempermainkan juga, jika Kumud mau jatuh dan hidupnya
berakhir disitu, silahkan aja. Kumud dengan takut memohon ke Pramad.
Pramad juga ga berani dengan ayahnya sendiri kalau terjadi apa-apa
dengan Kumud.
Sampai di rumah kembali, Pramad naik ke
ranjang pengantinnya. Ia melempar bantal ke arah Kumud sambil
mengatakan,”malam pertama sudah berakhir, sekarang silahkan tidur
menjauh dariku”.
Itulah malam pertama Kumud dengan Pramad. Sebuah ancaman perjanjian nikah. Malang benar nasib si Kumud.