Kumpulan Kalimat dan Kata Inspirasi dari Bung Karno
Kutipan pilihan pidato, kata mutiara, quotes Bung Karno. Inspirasi kebangsaan. Quote nasionalisme.
1. Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita
2. Negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok manapun, atau agama apapun, atau untuk setiap kelompok etnis, atau kelompok apapun dengan adat dan tradisi, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!
3. Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!
4. Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
5. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
6. Nasionalis yang sejati, yang nasionalismenya itu bukan timbul semata-mata suatu copy atau tiruan dari nasionalisme Barat akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.
7. Nasionalisme itu ialah suatu itikad. Suatu keinsyafan rakyat bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"!
8. Kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
9. Barangsiapa ingin mutiara,harus berani terjun di lautan yang dalam.
10. Tuhan tidak merobah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.
11. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.
12. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
13. Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.
14. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
15. Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
16. Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua. Satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!
17. Orang tidak bisa me-ngabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.
18. Hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.
19. Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.
20. Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.
21. Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.
22. Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.
23. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.
24. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.
25. Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan.
26. Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat.
27. Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.
28. Ini persoalan republik. Ini persoalan geopolitik dan geostrategi menyelamatkan kemerdekaan Indonesia. Kita harus mampu mendayung dengan selamat dari hempasan ombak di antara ke duabuah karang Blok Timur dan Blok Barat, dari pihak Sekutu pemenang Perang Dunia II.
29. Massa adalah penentu sejarah, “the makers of history!
30. Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, Kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, Kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, Kita hadapi dengan konfrontasi militer.
31. Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet Rusia merdeka telah mempunyai Dnepropetrovsk, dan yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai radio station yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet-Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat!
32. Indonesia merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan!
33. Manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, Saudara-saudara, semua siap sedia mati mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia, masak untuk merdeka.
34. Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet-Rusia satu per satu.
35. Di seberang jembatan, jembatan emas inilah, baru kita leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi.
36. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.
37. Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad 'Merdeka, merdeka atau mati'!
38. Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. kita hendak mendirikan suatu Negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua buat semua'.
39. Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua!
40. Saudara-saudara dan rombongan : Buka mata, Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan, perhatikan keadaan! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!
41. Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.
42. Internationalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme.
43. Jikalau ingin menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai “imagination!
44. "Imagination” , “ imagination” “imagination “!!! Ciptaan besar!!! Kita yang dahulu bisa menciptakan candi-candi besar seperti Borobudur, dan Prambanan, terbuat dari batu yang sampai sekarang belum hancur ; kini kita telah menjadi satu bangsa yang kecil jiwanya, Saudara-saudara !! Satu bangsa yang sedang dicandra-cengkala kan didalam candra-cengkala jatuhnya Majapahit, sirna hilang kertaning bumi!! Kertaning bumi hilang , sudah sirna sama sekali. Menjadi satu bangsa yang kecil, satu bangsa tugu “rong depa”
45. Kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hdup, yakni politik economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!
46. Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya, menjadi Kepala Negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan otomatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarki itu.
47. Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe.
48. Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama!
49. 'Bahwa manusia di dunia ini, Saudara-saudara, “basically” - pada dasar dan hakekatnya - adalah sama; tidak beda satu sama lain. Dan oleh karena itu manusia inilah yang harus diperhatikan'
50. Imperialisme juga suatu faham, imperialisme juga suatu pengertian. ... Ia adalah suatu nafsu, suatu sistem menguasai atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri, – suatu sistem merajai atau mengendalikan ekonomi atau negeri bangsa lain.
51. Partai Nasional Indonesia menolak semua teori yang mengatakan bahwa asal-asal penjajahan dalam hakekatnya bukan pencarian rezeki, menolak semua teori yang mengajarkan, bahwa sebab-sebab rakyat Eropa dan Amerika mengembara di seluruh dunia dan mengadakan tanah-tanah jajahan di mana-mana itu, ialah oleh keinginan mencari kemashuran, atau oleh keinginan kepada segala yang asing, atau oleh keinginan menyebarkan kemajuan dan kesopanan. ... Tidak! Bagi Partai Nasional Indonesia penjajahan itu asal-asalnya yang dalam dan azasi, ialah nafsu mencari benda, nafsu mencari rezeki belaka. ... Nafsu akan rezekilah yang menjadi pendorong Colombus menempuh samudera Atlantik yang luas itu; nafsu akan rezekilah yang menyuruh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama menentang hebatnya gelombang samudera Hindia; pencarian rezekilah yang menjadi “noordster” dan “kompas”nya Admiraal Drake, Magelhaens, Heemskerck, atau Cornelis de Houtman. Nafsu akan rezekilah yang menjadi nyawanya Kompeni di dalam abad ke-17 dan ke-18; nafsu akan rezekilah pula yang menjadi sendi-sendinya balapan cari jajahan dalam abad ke-19, yakni sesudah kapitalisme-modern menjelma di Eropa dan Amerika.
52. Sebelum zaman kapitalisme-modern itu, bangsa Inggris sudah menguasai sebagian dari Amerika, sebagian dari India, sebagian dari Australia dan lain-lain, yakni sudah menaruh sendi-sendi “British Empire” nantinya, – sudahlah bangsa Prancis menguasai sebagian pula dari Amerika dan sebagian juga dari India, – sudahlah bangsa Portugis mengibarkan benderanya di Amerika Selatan dan di beberapa tempat di seluruh Asia, – sudahlah bangsa Spanyol menguasai Amerika Tengah dan kepulauan Filipina, – sudahlah bangsa Belanda menduduki Afrika Selatan, beberapa bagian kepulauan Indonesia, terutama Maluku, Jawa, Sulawesi Selatan dan Sumatera. Sudahlah di zaman itu kita melihat hebatnya tenaga berusaha dari nafsu mencari rezeki tadi. Kini orang Inggris sudah bisa mengusir bangsa Prancis dan Portugis dan Belanda dari India. ... India takluk, Singapur dan Malaka diduduki, Tiongkok direbut haknya menetapkan beya dan hak-hak extrateritorial, dan dibikin “daerah pengaruh” dengan jalan keras dan jalan “halus”, Mesir “dilindungi”, Mesopotamia “dimandati”, – Hongkong, kepulauan Fiji, India Barat, kepulauan Falkland, Gibraltar, Malta, Cyprus, Afrika.
1. Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita
2. Negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok manapun, atau agama apapun, atau untuk setiap kelompok etnis, atau kelompok apapun dengan adat dan tradisi, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!
3. Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!
4. Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
5. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
6. Nasionalis yang sejati, yang nasionalismenya itu bukan timbul semata-mata suatu copy atau tiruan dari nasionalisme Barat akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.
7. Nasionalisme itu ialah suatu itikad. Suatu keinsyafan rakyat bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"!
8. Kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
9. Barangsiapa ingin mutiara,harus berani terjun di lautan yang dalam.
10. Tuhan tidak merobah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.
11. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali.
12. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
13. Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.
14. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
15. Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
16. Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua. Satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!
17. Orang tidak bisa me-ngabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.
18. Hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri.
19. Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.
20. Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.
21. Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.
22. Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.
23. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.
24. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang.
25. Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan.
26. Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat.
27. Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.
28. Ini persoalan republik. Ini persoalan geopolitik dan geostrategi menyelamatkan kemerdekaan Indonesia. Kita harus mampu mendayung dengan selamat dari hempasan ombak di antara ke duabuah karang Blok Timur dan Blok Barat, dari pihak Sekutu pemenang Perang Dunia II.
29. Massa adalah penentu sejarah, “the makers of history!
30. Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, Kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, Kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, Kita hadapi dengan konfrontasi militer.
31. Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet Rusia merdeka telah mempunyai Dnepropetrovsk, dan yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai radio station yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet-Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat!
32. Indonesia merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan!
33. Manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, Saudara-saudara, semua siap sedia mati mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia, masak untuk merdeka.
34. Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet-Rusia satu per satu.
35. Di seberang jembatan, jembatan emas inilah, baru kita leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi.
36. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.
37. Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad 'Merdeka, merdeka atau mati'!
38. Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. kita hendak mendirikan suatu Negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua buat semua'.
39. Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua!
40. Saudara-saudara dan rombongan : Buka mata, Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan, perhatikan keadaan! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar supaya saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air!
41. Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.
42. Internationalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme.
43. Jikalau ingin menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai “imagination!
44. "Imagination” , “ imagination” “imagination “!!! Ciptaan besar!!! Kita yang dahulu bisa menciptakan candi-candi besar seperti Borobudur, dan Prambanan, terbuat dari batu yang sampai sekarang belum hancur ; kini kita telah menjadi satu bangsa yang kecil jiwanya, Saudara-saudara !! Satu bangsa yang sedang dicandra-cengkala kan didalam candra-cengkala jatuhnya Majapahit, sirna hilang kertaning bumi!! Kertaning bumi hilang , sudah sirna sama sekali. Menjadi satu bangsa yang kecil, satu bangsa tugu “rong depa”
45. Kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hdup, yakni politik economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!
46. Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya, menjadi Kepala Negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan otomatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarki itu.
47. Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe.
48. Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama!
49. 'Bahwa manusia di dunia ini, Saudara-saudara, “basically” - pada dasar dan hakekatnya - adalah sama; tidak beda satu sama lain. Dan oleh karena itu manusia inilah yang harus diperhatikan'
50. Imperialisme juga suatu faham, imperialisme juga suatu pengertian. ... Ia adalah suatu nafsu, suatu sistem menguasai atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri, – suatu sistem merajai atau mengendalikan ekonomi atau negeri bangsa lain.
51. Partai Nasional Indonesia menolak semua teori yang mengatakan bahwa asal-asal penjajahan dalam hakekatnya bukan pencarian rezeki, menolak semua teori yang mengajarkan, bahwa sebab-sebab rakyat Eropa dan Amerika mengembara di seluruh dunia dan mengadakan tanah-tanah jajahan di mana-mana itu, ialah oleh keinginan mencari kemashuran, atau oleh keinginan kepada segala yang asing, atau oleh keinginan menyebarkan kemajuan dan kesopanan. ... Tidak! Bagi Partai Nasional Indonesia penjajahan itu asal-asalnya yang dalam dan azasi, ialah nafsu mencari benda, nafsu mencari rezeki belaka. ... Nafsu akan rezekilah yang menjadi pendorong Colombus menempuh samudera Atlantik yang luas itu; nafsu akan rezekilah yang menyuruh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama menentang hebatnya gelombang samudera Hindia; pencarian rezekilah yang menjadi “noordster” dan “kompas”nya Admiraal Drake, Magelhaens, Heemskerck, atau Cornelis de Houtman. Nafsu akan rezekilah yang menjadi nyawanya Kompeni di dalam abad ke-17 dan ke-18; nafsu akan rezekilah pula yang menjadi sendi-sendinya balapan cari jajahan dalam abad ke-19, yakni sesudah kapitalisme-modern menjelma di Eropa dan Amerika.
52. Sebelum zaman kapitalisme-modern itu, bangsa Inggris sudah menguasai sebagian dari Amerika, sebagian dari India, sebagian dari Australia dan lain-lain, yakni sudah menaruh sendi-sendi “British Empire” nantinya, – sudahlah bangsa Prancis menguasai sebagian pula dari Amerika dan sebagian juga dari India, – sudahlah bangsa Portugis mengibarkan benderanya di Amerika Selatan dan di beberapa tempat di seluruh Asia, – sudahlah bangsa Spanyol menguasai Amerika Tengah dan kepulauan Filipina, – sudahlah bangsa Belanda menduduki Afrika Selatan, beberapa bagian kepulauan Indonesia, terutama Maluku, Jawa, Sulawesi Selatan dan Sumatera. Sudahlah di zaman itu kita melihat hebatnya tenaga berusaha dari nafsu mencari rezeki tadi. Kini orang Inggris sudah bisa mengusir bangsa Prancis dan Portugis dan Belanda dari India. ... India takluk, Singapur dan Malaka diduduki, Tiongkok direbut haknya menetapkan beya dan hak-hak extrateritorial, dan dibikin “daerah pengaruh” dengan jalan keras dan jalan “halus”, Mesir “dilindungi”, Mesopotamia “dimandati”, – Hongkong, kepulauan Fiji, India Barat, kepulauan Falkland, Gibraltar, Malta, Cyprus, Afrika.