Zeenat meracuni Hasan dan Husen, dan Ruks meracun Zeenat Jodha Akbar episode 352
Sinopsis Jodha Akbar episode 352
By : Sally Diandra
Jalal keluar dari kamar Jodha dan berteriak pada semua pengawalnya : “Cari Zeenat dan Qasim ! bawa mereka kesini, ini istanaku dan tidak ada seorangpun yang bisa sembunyi dari sini ! cari mereka !!!” sementara itu didalam kamar, Rukayah masih terus memarahi Jodha : “Ini semua kesalahanmu, Jodha … kamu tidak bisa menjaga Hussain”
By : Sally Diandra
Jalal keluar dari kamar Jodha dan berteriak pada semua pengawalnya : “Cari Zeenat dan Qasim ! bawa mereka kesini, ini istanaku dan tidak ada seorangpun yang bisa sembunyi dari sini ! cari mereka !!!” sementara itu didalam kamar, Rukayah masih terus memarahi Jodha : “Ini semua kesalahanmu, Jodha … kamu tidak bisa menjaga Hussain”
Jodhapun menjawab : “Dia anakku … aku seharusnya tidak meninggalkan dia” , “Semua yang terjadi ini telah membuat duniaku hancur ! kalo jadinya seperti ini … aku tidak akan meninggalkannya pada siapapun !” ujar Rukayah sambil terus tersedu sedu menangisi kepergian Hussain, tiba tiba saja Rahim masuk ke kamar dan menunjukkan jari tiruan yang beracun ke ibunya Ratu Salima, Rahim menemukannya di taman, dia baru saja dari sana dan semua melihat jari tiruan yang beracun itu.
Lalu kata Zakira : “Saya ingat ini biasanya trik yang dulu sering dilakukan oleh Benazir kalo mau meracun seseorang, dia biasanya menggunakan jari tiruan seperti ini supaya tidak ketahuan kalo dialah pelakunya” lalu Salima berujar : “Oooh … saya tau sekarang, semua ini memang dilakukan oleh Zeenat, saya pernah melihat Zeenat mencari cari sesuatu di taman” kemudian kata dokter : “Dari dulu sayasudah curiga ke Zeenat, saya curiga pada sirup yang diberikannya ke Ratu Rukayah, saya kira Zeenat memberikan sirup itu ke Ratu Rukayah agar Ratu Rukayah tidak bisa mengurus Hussain” lalu dokter mengecek jari tiruan tadi dan mengatakan kalo jari tiruan ini benar benar beracun, semua yang mendengarnya terkejut, “Ya Allah … “ ujar ibu Ratu Hamida. Sementara itu diluar Jalal masih terus mencari sepasang suami istri Zeenat dan Qasim , “Aku tidak akan membiarkannya pergi begitu saja!” ujar Jalal, dan disuatu tempat didalam Istana, Zeenat dan Qasim sedang sembunyi, Qasim menyuruh Zeenat untuk mengurus anaknya agar jangan membuat kegaduhan selama mereka bersembunyi, dia menyuruh Zeenat untuk bersembunyi di istana para wanita, Zeenat pun berlalu dan mencoba untuk menyembunyikan dirinya dan anaknya.
Saat itu Qasim sedang bersembunyi, “Tidak ada jalan keluar” begitu pikirnya dalam hati. Orang orang suruan Maan Shing dan para pengawal lainnya sedang mencari Qasim ke segala penjuru Istana, Qasim sangat ketakutan. Tak berapa lama kemudian Rukayah mendatangi Istana para wanita, dia berteriak pada semua pelayannya bahwa dia menginginkan Zeenat, Hamida langsung menyuruh Salima untuk mengikuti Rukayah, sementara dirinya mengurusi Jodha. “Aku ingin Zeenat ditangkap bagaimanapun caranya ! tidak tahu dimana perempuan jahat itu bersembunyi ! yang pasti cari dia sampai dapat !” teriak Rukayah.
Saat itu Qasim sedang bersembunyi, “Tidak ada jalan keluar” begitu pikirnya dalam hati. Orang orang suruan Maan Shing dan para pengawal lainnya sedang mencari Qasim ke segala penjuru Istana, Qasim sangat ketakutan. Tak berapa lama kemudian Rukayah mendatangi Istana para wanita, dia berteriak pada semua pelayannya bahwa dia menginginkan Zeenat, Hamida langsung menyuruh Salima untuk mengikuti Rukayah, sementara dirinya mengurusi Jodha. “Aku ingin Zeenat ditangkap bagaimanapun caranya ! tidak tahu dimana perempuan jahat itu bersembunyi ! yang pasti cari dia sampai dapat !” teriak Rukayah.
Sementara itu Qasim masih terus bersembunyi, Raja Bharmal (ayah Jodha) juga ikut mencari cari Qasim, Qasim tidak menemukan jalan keluar kemanapun, sehingga dirinya berusaha menerjang keluar melawan para pengawal Jalal dengan pedangnya, Bharmal yang melihat kejadian tersebut langsung berlari dan menghampiri Qasim : “Biarkan aku pergi atau aku akan membunuhmu, Raja Bharmal” ujar Qasim, “Kamu tidak bisa pergi kemana mana saat ini, Qasim !” kata Bharmal. Sementara itu didalam Istana para wanita Rukayah masih terus mencari cari Zeenat, “Aku tidak akan membiarkan perempuan jahat ini hidup, aku akan menghabisinya !” kata Rukayah. Kemudian Rukayah mendengar suara tangisan seorang bayi dari balik dinding, dia seketika itu juga menghentikan langkahnya dan berusaha mendengarkan lebih jelas lagi, lalu Rukayah bergerak menuju suara tersebut dan menyuru pengawal pengawalnya untuk mengepung dan seketika itu juga mereka menangkap Zeenat dan memberikannya pada Rukayah. “Zeenat … tega teganya ya dirimu ! aku sudah sangat percaya sama kamu, aku berikan anakku agar bisa kamu susui dan kamu membunuhnya !” teriak Rukayah, “Maafkan saya, Ratu Rukayah, hamba mohon maafkanlah …” ujar Zeenat.
“Kamu akan mendapat hukuman Zeenat ! kamu akan melihat bagaimana anakmu ini menderita”teriak Rukayah sambil merebut anak Zeenat dari pelukannya, sesaat kemudian Rukayah menggendong anak Zeenat dan berkata : “Nyawa dibayar nyawa ! kamu bunuh anakku ! sekarang kamu akan melihat bagaimana anakmu menderita didepanmu !’’ teriak Rukayah sengit. “Jangan … jangan Ratu Rukayah, jangan lakukan apa apa pada anak hamba, hamba mohon Ratu Rukayah … jangan bunuh dia Ratu” ujar Zeenat terbata bata sambil terus berusaha merebut kembali anaknya dari Rukayah tapi para pengawal mengcengkramnya dengan kencang sehingga dia tidak bisa berbuat apa apa, “Heiii … kenapa aku tidak boleh membunuh anakmu ini ? sekarang ketika anakmu yang menangis kamu berteriak, kamu tidak lihat melihat betapa tidak berdosanya anakku ketika kamu membunuhnya !” teriak Rukayah, saat itu Salima sudah berada disana kemudian dia langsung merebut anak Zeenat dari pelukan Rukayah dan berkata : “Jangan Ratu Rukayah, kamu tidak boleh melakukan ini, kamu bukan dia, kamu adalah seorang Ratu Mughal” ,
“Tidak … aku adalah seorang ibu yang kehilangan anaknya yang telah dibunuh oleh perempuan jahat ini ! aku tidak akan membiarkannya hidup, dia harus mati dengan racun miliknya sendiri !” ujar Rukayah. Lalu Rukayah mengeluarkan jari tiruan beracun yang sedari tadi dibawanya dan menyuruh Zeenat untuk merasakannya, Zeenat tidak bisa melawan Rukayah, akhirnya Zeenatpun mati seketika. Rukayah tersenyum senang, dia merasa lega melihat kematian Zeenat yang begitu tragis, sedangkan Salima sangat terkejut melihat semua kejadian ini.
Sinopsis Jodha Akbar episode 352.
Raja Bharmal (ayah Jodha) sedang berkelahi dengan pedangnya melawan Qasim, Qasim terus menyerangnya membabi buta tapi Raja Bharmal langsung bisa mengalahkannya dan meletakkan pedangnya diatas perut Qasim dan berujar : “Ini semua untuk cucu cucuku yang tidak bersalah yang telah kamu bunuh !” Qasimpun seketika itu meninggal dan tak berapa lama kemudian Jalal datang, dengan tatapan penuh kemarahan Jalal melihat mayat Qasim yang sudah tidak bernyawa, lalu dia mengambil tombak dan menghunuskannya berkali kali ke mayat Qasim dengan kejam hingga Hamida datang dan menghentikannya. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Pada saat upacara pemakaman Hussain yang terakhir, Jodha berkata dalam hati : “Ketika anakku sedang sekarat, aku malah sedang bermesraan sama Jalal” Jodha teringat malam itu waktu berdua bersama Jalal, dia berfikir kenapa dia bisa seceroboh ini lalu pendeta mengatakan saatnya untuk memberikan doa terakhir untuk Hussain, dan dia meminta Jalal untuk mendoakannya, Jalal datang dengan hati yang hancur berkeping keping, dilihatnya anaknya yang masih bayi dalam balutan kain putih. Lalu Hamida menyuruh Jalal untuk mendoakannya agar bisa segera dikubur, Jalal menatap Hamida dan berkata : “Ibu … doa yang seperti apa yang harus kupanjatkan ? kepada siapa aku meminta ? kepada Tuhan ? aku sudah tidak percaya lagi pada Tuhan sekarang” Hamida langsung menjawab : “Jangan Jalal, itu dosa namanya”
Sinopsis Jodha Akbar episode 352.
Raja Bharmal (ayah Jodha) sedang berkelahi dengan pedangnya melawan Qasim, Qasim terus menyerangnya membabi buta tapi Raja Bharmal langsung bisa mengalahkannya dan meletakkan pedangnya diatas perut Qasim dan berujar : “Ini semua untuk cucu cucuku yang tidak bersalah yang telah kamu bunuh !” Qasimpun seketika itu meninggal dan tak berapa lama kemudian Jalal datang, dengan tatapan penuh kemarahan Jalal melihat mayat Qasim yang sudah tidak bernyawa, lalu dia mengambil tombak dan menghunuskannya berkali kali ke mayat Qasim dengan kejam hingga Hamida datang dan menghentikannya. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Pada saat upacara pemakaman Hussain yang terakhir, Jodha berkata dalam hati : “Ketika anakku sedang sekarat, aku malah sedang bermesraan sama Jalal” Jodha teringat malam itu waktu berdua bersama Jalal, dia berfikir kenapa dia bisa seceroboh ini lalu pendeta mengatakan saatnya untuk memberikan doa terakhir untuk Hussain, dan dia meminta Jalal untuk mendoakannya, Jalal datang dengan hati yang hancur berkeping keping, dilihatnya anaknya yang masih bayi dalam balutan kain putih. Lalu Hamida menyuruh Jalal untuk mendoakannya agar bisa segera dikubur, Jalal menatap Hamida dan berkata : “Ibu … doa yang seperti apa yang harus kupanjatkan ? kepada siapa aku meminta ? kepada Tuhan ? aku sudah tidak percaya lagi pada Tuhan sekarang” Hamida langsung menjawab : “Jangan Jalal, itu dosa namanya”
Jalal pun berujar lagi : “ Aku tidak akan percaya pada Tuhan lagi, dimana Dia ketika setan setan itu membunuh anak anakku, Dia tidak punya kekuatan untuk melindungi anak anakku, kita semua selalu berdoa untuk keselamatan anak anak kita tapi mereka telah pergi saat ini meninggalkan aku, jika disini ada Tuhan …
Tuhan harus meminta maaf padaku karena telah mengambil nyawa anak anakku ! tapi saat ini tidak ada Tuhan !” lalu Jalal menatap langit dan bukannya dia berdoa tapi dia malah berteriak marah ke Tuhan dan berujar : “Mulai dari sekarang, aku tidak akan percaya pada Tuhan yang telah mengambil nyawa anak anak kembarku yang tidak berdosa, aku akan menjadi Jalal yang dulu yang kejam dan bengis, tidak akan ada cinta dan kasih sayang pada hatiku mulai saat ini !” semua yang mendengarnya termasuk Jodha kaget tidak percaya