Apakah Parasetamol Aman?
Parasetamol merupakan obat yang berfungsi sebagai pereda nyeri (analgetik) dan penurun demam (antipiretik). Parasetamol dapat kita temui di dalam berbagai macam obat, baik dalam bentuk tunggal maupun dalam bentuk kombinasi dengan obat lain, seperti pada obat flu dan batuk. Parasetamol kini telah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan seperti tablet/kaplet, eliksir, drops dan suspensi drops yang khusus ditujukan untuk bayi dan anak-anak.
Parasetamol banyak digunakan karena sifatnya yang relatif aman. Dalam golongan obat analgetik (antinyeri), parasetamol atau asetaminofen memiliki khasiat yang sama seperti aspirin atau obat-obat Non Steroid Antiinflamatory Drug (NSAID) lainnya. Seperti halnya aspirin, parasetamol bekerja menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi aktivitasnya sebagai penghambat prostaglandin perifer relatif kecil. Namun, berbeda dengan obat-obat golongan NSAID, parasetamol hampir tidak memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) dan juga relatif tidak mengiritasi lambung. Oleh karena itu, parasetamol dapat dijadikan alternatif bagi pasien yang membutuhkan analgetik ringan atau antipiretik namun dikontraindikasikan atau tidak diperbolehkan menggunakan obat-obat NSAID, misalnya pada penderita maag.
Umumnya parasetamol digunakan untuk mengatasi gejala demam, sakit kepala, dan nyeri yang ringan sampai sedang. Dalam pengobatan, parasetamol sering dikombinasikan dengan berbagai macam kombinasi, seperti dengan aspirin, kafein, opioid, dan lain-lain. Bila parasetamol dikombinasikan dengan obat-obat pereda nyeri opioid (seperti kodein), efek analgetik yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dalam bentuk tunggalnya sehingga parasetamol dapat digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah. Namun, parasetamol tidak diberikan pada orang dewasa maupun anak-anak dalam self medication (pengobatan mandiri) untuk kasus demam lebih dari 39.5°C, demam yang sudah menetap lebih dari 3 hari, atau demam berulang karena jenis demam tersebut menunjukkan adanya penyakit yang serius yang membutuhkan penanganan medis sehingga pasien harus dirujuk ke dokter.
Parasetamol umumnya diberikan secara oral. Untuk orang dewasa atau anak-anak di atas 12 tahun, umumnya dosis parasetamol yang dikonsumsi sebesar 500 mg. Meskipun relatif aman, jangan mengkonsumsi parasetamol lebih dari 4 gram dalam sehari, apalagi untuk seorang pecandu alkohol karena dapat menyebabkan kerusakan hati.
Parasetamol memang relatif aman digunakan dan jarang menimbulkan efek samping yang serius selama penggunaannya sesuai dengan petunjuk. Namun, jika digunakan dalam jangka panjang dengan dosis yang berlebihan (overdosis), parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati dan kerusakan ginjal. Resiko kerusakan hati ini diperparah pada pasien yang juga mengkonsumsi alkohol.
Parasetamol banyak digunakan karena sifatnya yang relatif aman. Dalam golongan obat analgetik (antinyeri), parasetamol atau asetaminofen memiliki khasiat yang sama seperti aspirin atau obat-obat Non Steroid Antiinflamatory Drug (NSAID) lainnya. Seperti halnya aspirin, parasetamol bekerja menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi aktivitasnya sebagai penghambat prostaglandin perifer relatif kecil. Namun, berbeda dengan obat-obat golongan NSAID, parasetamol hampir tidak memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) dan juga relatif tidak mengiritasi lambung. Oleh karena itu, parasetamol dapat dijadikan alternatif bagi pasien yang membutuhkan analgetik ringan atau antipiretik namun dikontraindikasikan atau tidak diperbolehkan menggunakan obat-obat NSAID, misalnya pada penderita maag.
Umumnya parasetamol digunakan untuk mengatasi gejala demam, sakit kepala, dan nyeri yang ringan sampai sedang. Dalam pengobatan, parasetamol sering dikombinasikan dengan berbagai macam kombinasi, seperti dengan aspirin, kafein, opioid, dan lain-lain. Bila parasetamol dikombinasikan dengan obat-obat pereda nyeri opioid (seperti kodein), efek analgetik yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dalam bentuk tunggalnya sehingga parasetamol dapat digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah. Namun, parasetamol tidak diberikan pada orang dewasa maupun anak-anak dalam self medication (pengobatan mandiri) untuk kasus demam lebih dari 39.5°C, demam yang sudah menetap lebih dari 3 hari, atau demam berulang karena jenis demam tersebut menunjukkan adanya penyakit yang serius yang membutuhkan penanganan medis sehingga pasien harus dirujuk ke dokter.
Parasetamol umumnya diberikan secara oral. Untuk orang dewasa atau anak-anak di atas 12 tahun, umumnya dosis parasetamol yang dikonsumsi sebesar 500 mg. Meskipun relatif aman, jangan mengkonsumsi parasetamol lebih dari 4 gram dalam sehari, apalagi untuk seorang pecandu alkohol karena dapat menyebabkan kerusakan hati.
Parasetamol memang relatif aman digunakan dan jarang menimbulkan efek samping yang serius selama penggunaannya sesuai dengan petunjuk. Namun, jika digunakan dalam jangka panjang dengan dosis yang berlebihan (overdosis), parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati dan kerusakan ginjal. Resiko kerusakan hati ini diperparah pada pasien yang juga mengkonsumsi alkohol.