Daftar Accelerator dan Incubator Indonesia
Euphoria membangun sebuah startup mengelilingi masyarakat dunia, juga di Indonesia. Saat membangun startup digital, enabler pihak ketiga seperti inkubator dan akselerator juga bertugas membangun ekosistem. Tapi, apa bedanya mereka? Karena garis yang membagi keduanya terkadang kabur.
Beberapa orang mengatakan bahwa inkubator adalah untuk pemula, dan akselerator untuk skala-up; inkubator adalah program jangka panjang, sementara akselerator untuk jangka waktu terbatas; yang lain bahkan membedakan antara keduanya dengan mengatakan bahwa inkubator seharusnya tidak menghasilkan keuntungan dan didanai publik, sementara akselerator adalah instrumen yang digunakan untuk berinvestasi pada tahap awal start up.
Ambiguitas ini menyebabkan masalah bagi banyak pengusaha. Menurut artikel Jembatan untuk Miliaran dari medium.com, Inilah isu utama yang memberi umpan pada debat inkubator vs akselerator: Berdasarkan Jatuh Tempo Proyek. Inkubator dipandang bertujuan untuk pemula, sementara akselerator dipandang bertujuan untuk meningkatkan skala. Sementara kedua pilihan tersebut memberikan panduan dan bimbingan. Inkubator dimaksudkan untuk memelihara pemula melalui fase awal proyek mereka.
Di sisi lain, akselerator, memusatkan perhatian pada peningkatan skala, yaitu usaha yang telah mengembangkan prototip, melakukan pengembangan proyek, merencanakan bisnis mereka, dan menemukan penemuan pelanggan. Usaha ini memiliki fondasi yang kuat dan mencari traksi bisnis yang lebih besar serta investasi benih. Akselerator memberikan bimbingan yang disesuaikan yang membantu usaha ini berkembang. Berdasarkan Durasi Layanan. Mereka yang menggunakan diferensiasi ini percaya bahwa inkubator cenderung merupakan proyek jangka panjang, sementara akselerator dibatasi oleh waktu.
Inkubator bekerja berdasarkan kebutuhan pengusaha dan tidak memiliki batasan waktu dengan durasi layanan inkubasi yang diberikan. Akselerator cenderung mengajak pengusaha dalam kohort dan memberikan pelatihan intensif untuk jangka waktu terbatas (biasanya 3-6 bulan). Berdasarkan Model Bisnis. Inkubator harus bersifat nirlaba, dan seharusnya tidak mengambil ekuitas. Inkubator harus didanai publik dengan tujuan meningkatkan bisnis lokal. Accelerators, di sisi lain, mengambil ekuitas di perusahaan yang mereka percepat. Mereka juga instrumen bagi pengusaha untuk menemukan investasi untuk start up mereka
Berikut daftar Accelerator dan Incubator Indonesia
Type | Name | Location | Launched in |
Accelerator | Alpha Startups Bootcamp (1337 accelerator) | Jakarta (HQ Malaysia) | 2016 |
Accelerator | Binus Startup Accelerator | Jakarta | 2014 |
Accelerator | GnB Accelerator | Jakarta | 2016 |
Accelerator | Ideabox | Jakarta | |
Accelerator | Jakarta Founder Institute | Jakarta | |
Accelerator | Project Eden (startuplokal) | Jakarta | 2011 |
Accelerator | Start Surabaya | Surabaya | 2015 |
Incubator | Batavia Incubator | Jakarta | 2011 |
Incubator | GEPI (Global Entrepreneurship Program Indonesia) | Jakarta | 2011 |
Incubator | Grupara Incubator | Jakarta | 2012 |
Incubator | Ideosource | Jakarta | 2012 |
Incubator | Indigo | Bandung | 2012 |
Incubator | Inkubator Bisnis Primakara | Denpasar | |
Incubator | KLN Play (Kapanlagi Network) | Jakarta | 2015 |
Incubator | Kolaborasi (PT. Kolaborasi Kapital Indonesia) | Bandung | 2013 |
Incubator | Merah Putih Incubator | Jakarta | 2010 |
Incubator | Skystar Ventures | Tangerang | 2015 |
Incubator | Techbator | Jakarta | 2011 |